Kerja Dengan Social Media?

Jangan heran bila saat ini kita mengenal beragam posisi di bidang media sosial. Apakah beragam posisi itu memang lahir dari sebuah analisis atau hanya agar tampak keren? 
Ide posting ini lahir berkat tweet @NdoroKakung yang bertanya tentang posisi-posisi di media sosial. Apakah posisi itu benar ada dan relevan dengan pekerjaan yang ditangani? Atau posisi itu hanya sekedar biar tampak keren?  Pertanyaan serupa juga dipertanyakan di luar negeri sebagaimana tampak pada posting : What is an name. 
Menurutku, pertanyaan @NdoroKakung itu menarik karena sepertinya melukiskan apa yang dirasakan teman-teman yang bergerak di dunia media sosial saat ini.
Aku pernah baca sebuah tweet yang meminta para pengirim aplikasi pada posisi admin media sosial menuliskan media sosial di biodatanya. Lah melamar di posisi media sosial tapi tidak menyebutkan media sosial di biodatanya. Pertanyaannya kemudian, apakah kita merekrut orang yang sudah “melek media sosial” atau yang belum? Kalau memilih yang melek, kita akan dihadapkan pada kelangkaan. Kalau memilih yang belum melek, apakah hal ini bisa dilatihkan kemudian?
Aku juga pernah mendengar kisah bagaimana seseorang diserahin menangani sebuah akun media sosial tanpa pelatihan yang memadai. Bahkan kadang, begitu ada yang nganggur langsung disuruh menangani akun media sosial. Tak heran bila lahir “kelucuan” dalam penggunaan akun media sosial, sebagaimana ditulis oleh @pitra di Tips Twitter untuk Pemilik Akun Brand. Pertanyaannya, apa materi yang perlu dilatihkan?
Aku juga pernah membaca uraian tugas suatu posisi dengan titel “Social Media Specialist”. Tidak ada masalah dengan titelnya. Tapi kalau melihat uraian tugasnya, aku agak heran karena tanggung jawabnya termasuk mengelola media sosial. Padahal secara istilah, seorang spesialis tidak menangani urusan manajemen atau pengelolaan. Ada juga yang titelnya “Social Media Specialist” dengan uraian tugas yang simpel: “Facebook-ing + Tweet-ing + Blogging all day long”. Nah apakah ini pekerjaan seorang spesialis atau admin akun?
Empat isu diatas; identifikasi posisi, rekrutmen, pelatihan & kejelasan tugas, setidaknya melukiskan dinamika pengelolaan SDM dalam bidang media sosial. Media sosial telah bergerak dan tumbuh menjadi sebuah industri yang ditandai oleh adanya aktivitas yang menghasilkan nilai tambah. Ada kebutuhan untuk mulai melakukan penataan sistem pengelolaan SDM di bidang media sosial.
Apa yang bisa dilakukan? Analisis jabatan di bidang media sosial, sebuah studi untuk mengkaji satu atau beberapa posisi yang ada pada sebuah organisasi atau industri media sosial.
Hasil dari analisis jabatan ini adalah uraian tugas (job description) suatu posisi yang bermakna, spesifik, dapat diamati dan mengandung hasil kerja yang diharapkan. Selain itu, analisis jabatan juga menghasilkan kualifikasi jabatan yang spesifik dan dapat membedakan antar posisi maupun antar orang.
Manfaat dari analisis jabatan adalah menjadi acuan dalam rekrutmen dan seleksi. Dokumen uraian tugas akan kita gunakan untuk menentukan kriteria orang yang sesuai dengan suatu posisi.
Uraian tugas ini menjadi patokan dalam melakukan evaluasi jabatan, studi untuk menetapkan nilai suatu jabatan. Nilai jabatan ini yang akan menjadi salah satu standar dalam menetapkan kompensasi dan rewad. Selain itu, kita bisa menyusun indikator keberhasilan (key performance indikator) dari dokumen uraian tugas itu.
Terakhir, dokumen uraian tugas itu bisa menjadi acuan bagi kita dalam menyusun agenda pelatihan yang perlu diikuti oleh seseorang yang menempati suatu posisi. Sekaligus, kemampuan yang disebutkan dalam uraian tugas bisa menjadi acuan bagi kita dalam menetapkan jenjang karir.
Apakah sudah ada analisis jabatan di bidang media sosial? Sepertinya belum ada mengingat bidang media sosial masih terhitung baru. Lalu bagaimana caranya? Bisa dengan cara praktis, kita menuliskan uraian tugas sesuai dengan kebutuhan. Konsekuensinya, memungkinkan terjadinya tumpang tindih aktivitas beberapa posisi dan sulit untuk dibandingkan dengan posisi lain.
Cara lain adalah dengan adopsi dokumen uraian tugas yang telah ada. Ada beberapa blogger dan konsultan yang telah menuliskannya, seperti Social Media Manager Job Descriptionsocial media job description atau Social Media Staffing.
Tapi idealnya penyusunan uraian tugas bisa adalah dengan cara empiris, kita mengkaji posisi yang sudah ada dan kemungkinan ke depan baru kemudian menuliskan uraian tugasnya. Konsekuensinya? Biaya dan waktu pastinya. Apalagi bila dilakukan sendirian oleh sebuah perusahaan atau agency.
Solusinya: “minta tolong” pada mahasiswa magister profesi Psikologi mayoring PIO atau mahasiswa magister manajemen peminatan MSDM. Atau beberapa perusahaan dan agency berkolaborasi mengadakan studi analisis jabatan. Kolaborasi ini selain bisa menekan biaya juga bisa langsung melakukan perbandingan keadaan masing-masing. Tidak perlu khawatir rahasia dapur bocor atau malu karena terungkapnya suatu proyek gagal. Kolaborasi hanya mensharingkan informasi yang bersifat umum dan hanya proyek sukses.
Ada yang berminat berkolaborasi melakukan analisis jabatan bidang media sosial?

    Tweet Update

    Labels

    Followers

    Altor College Creative

    Altor Creative College. Diberdayakan oleh Blogger.
powered by Gila Informatika | Created by Adhe Tora | Converted by Adhe Tora